Setiap tahun, industri terus mencari inovasi baru yang berpotensi menjadi tren besar berikutnya. Dalam sektor perawatan pribadi, produk berbasis mikrobioma muncul sebagai solusi yang banyak dicari.

Konsep mikrobiome dalam produk perawatan pribadi merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan yang menghadirkan pendekatan baru dalam merawat kulit. Kulit manusia dihuni oleh triliunan bakteri, jamur, dan ragi yang dikenal sebagai mikrobioma. Memanfaatkan mikrobioma sebagai bahan aktif atau tidak aktif dalam produk perawatan kulit menantang anggapan bahwa bakteri selalu berdampak buruk. Sebaliknya, pendekatan ini bertujuan untuk menyeimbangkan atau mengatur jumlah bakteri tertentu sesuai dengan kebutuhan kulit.

Untuk mendapatkan manfaat optimal, formulasi produk harus dikembangkan dengan pendekatan yang lebih lembut. Menghindari bahan kimia keras atau mengurangi jumlah bahan yang digunakan adalah beberapa strategi dalam pembuatan produk berbasis mikrobioma. Alternatif lainnya adalah menyesuaikan formulasi produk dengan kondisi kulit individu, yang tentunya membutuhkan lebih banyak sumber daya dalam proses produksinya.

Prospek Menjanjikan untuk Produk Mikrobiome di Indonesia

Meski pasar produk berbasis mikrobioma masih tergolong niche pada tahun 2018, pertumbuhannya mengalami lonjakan pesat sejak 2019. Tercatat peningkatan sebesar 130% dalam penyebutan "mikrobioma" dalam peluncuran produk perawatan kulit global dari 2018 hingga 2019.

Tak hanya itu, pasar mikrobioma diprediksi akan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 13,68% dari 2022 hingga 2029. Nilai pasarnya juga diperkirakan melonjak hingga USD 1,950.38 juta pada tahun 2029. Dengan minimnya pemain lokal yang benar-benar menguasai segmen ini, mengembangkan produk perawatan pribadi berbasis mikrobioma menjadi peluang yang sangat menjanjikan.

Mikrobiome dalam Produk Perawatan Rambut

Seiring waktu, perawatan rambut dan kulit kepala semakin menjadi bagian penting dalam perawatan pribadi. Jika dulu produk perawatan rambut berfokus pada memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi, kini pendekatannya bergeser ke menjaga kesehatan kulit kepala. Hal ini didasari oleh keyakinan bahwa kulit kepala yang sehat adalah kunci utama rambut yang indah.

Tingkat stres yang tinggi dan paparan polusi dapat menyebabkan gangguan pada kulit kepala, yang sering menjadi penyebab utama ketombe. Sayangnya, banyak solusi anti-ketombe yang tersedia di pasaran menggunakan bahan antimikroba yang membunuh sebagian besar mikroorganisme, alih-alih mengontrol keseimbangan mikrobioma.

Sebagai solusi dari permasalahan ini, BASF mengembangkan BioToLife, yang terbukti mampu mengurangi tampilan ketombe dalam waktu tiga minggu. Dengan menghambat pertumbuhan bakteri pro-inflamasi, BioToLife membantu memperkuat lapisan pelindung kulit kepala. Produk ini 100% alami dan vegan, terdiri dari minyak biji lobak dan gula yang difermentasi oleh ragi non-patogen Starmerella bombicola. Selain untuk perawatan rambut, BioToLife juga dapat digunakan dalam produk perawatan mulut seperti pasta gigi dan obat kumur.

Menjadi pemain utama dalam industri tidak hanya menuntut kemampuan mengikuti tren, tetapi juga keberanian untuk melangkah lebih jauh dalam inovasi. Klik di sini untuk menemukan solusi terbaik bagi bisnis Anda.