Akuakultur krustasea adalah salah satu sektor penghasil pangan paling menguntungkan, dengan budidaya udang yang mendominasi industri ini. Pada tahun 2021, nilai ekspor udang Indonesia mencapai USD 2,2 miliar dan menyumbang 6,9% dari pasokan udang global selama 2015–2020.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi udang hingga dua juta ton. Untuk mencapainya, pemerintah berencana mengevaluasi tambak yang ada, merevitalisasi tambak tradisional, serta membangun tambak baru.
Namun, keberadaan tambak bukan satu-satunya tantangan dalam mencapai target ini. Wabah penyakit, biaya pakan, ketersediaan indukan bebas penyakit, serta harga pasar internasional juga menjadi tantangan utama. Dari semua itu, wabah penyakit adalah ancaman paling serius karena dapat memengaruhi kelangsungan hidup udang serta keberlanjutan tambak.
Memahami Cara Kerja Sistem Imunitas Udang
Untuk bertahan hidup di lingkungannya, invertebrata mengandalkan dua sistem pertahanan: sistem kekebalan bawaan dan sistem adaptasi terhadap stres lingkungan. Kedua sistem ini bekerja bersama untuk melindungi sel dari tekanan biotik dan abiotik, seperti perubahan suhu, kadar garam, serta toksisitas logam yang dapat membuat udang rentan terhadap penyakit.
Namun, berbeda dari vertebrata, udang hanya bergantung pada sistem kekebalan bawaan yang berfungsi sebagai pertahanan garis depan terhadap infeksi mikroba. Sayangnya, sistem ini tidak cukup kuat untuk memberikan perlindungan jangka panjang, sehingga udang sangat rentan terhadap serangan bakteri, jamur, dan virus.
Untungnya, strategi mitigasi penyakit dalam industri akuakultur telah berkembang pesat dibandingkan beberapa dekade lalu. Saat ini, metode yang umum digunakan mencakup antibiotik, kemoterapi, vaksinasi, serta imunostimulan. Antibiotik memang efektif melawan penyakit, tetapi penggunaannya yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan udang dan manusia.
Sebagai alternatif, petambak bisa menggunakan imunostimulan seperti prebiotik yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh udang. Prebiotik dalam pakan udang dapat meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, sehingga meningkatkan efisiensi konversi pakan dan kesehatan udang secara keseluruhan.
Hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penggunaan Aditif Pakan
Sebelum menggunakan suplemen untuk meningkatkan imunitas udang, petambak harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
- Ketersediaan aditif dalam skala besar, agar mudah diterapkan secara luas.
- Dosis yang sesuai dengan spesies dan usia udang untuk hasil yang optimal.
- Keamanan penggunaan jangka panjang, guna menjaga keseimbangan ekosistem tambak.
Keberlanjutan tambak bergantung pada pemilihan pakan dan suplemen yang tepat untuk meningkatkan kesehatan udang. Temukan solusi terbaik untuk tambak Anda dengan menghubungi kami di sini.