Identitas sebuah produk pangan tidak hanya berkaitan dengan rasa; namun juga dengan daya tarik visual dan pilihan yang sehat. Produsen makanan semakin didorong untuk memenuhi tidak hanya permintaan akan rasa yang beragam dan lezat, tetapi juga untuk berkontribusi pada kesejahteraan konsumen. Inilah yang mengarah pada penggunaan pewarna makanan alami, di mana Indonesia menyaksikan pergeseran dinamis dalam pasar.

Lanskap Pewarna Makanan di Indonesia

Berbagai macam pewarna makanan alami di Indonesia

Menurut riset pasar, diperkirakan ada pertumbuhan 8,1% dalam sektor pewarna makanan alami secara global. Permintaan terhadap bahan makanan alami semakin meningkat pasca-pandemi COVID-19, yang juga dibarengi dengan peningkatan perhatian pada keterlacakan proses sumber dan ekstraksinya. Kesadaran yang meningkat mengenai bahan makanan ini telah mendorong preferensi terhadap pewarna makanan alami dibandingkan dengan pewarna sintetis. Contoh pewarna makanan alami yang sering digunakan dalam industri makanan adalah kunyit untuk warna kuning, spirulina untuk warna hijau, antosianin dari blueberry untuk warna ungu, dan biji achiote untuk warna merah.

Keuntungan Pewarna Alami Untuk Produk Pangan dan Non Pangan

Permintaan terhadap pewarna makanan alami di Indonesia terus meningkat karena berbagai keuntungan pewarna alami, yang mencakup berbagai aspek:

  1. Kesehatan dan Kesejahteraan: Di era di mana kesejahteraan menjadi prioritas utama, konsumen semakin teliti dalam memilih bahan makanan. Pewarna alami sejalan dengan pilihan yang lebih sehat, karena sering kali memiliki manfaat gizi tambahan.
  2. Label Bersih (Clean Labeling): Konsumen semakin cerdas dalam membaca label, mencari produk dengan bahan-bahan yang transparan dan mudah dikenali. Pewarna makanan alami sangat cocok dengan tren clean labeling, karena menghilangkan kebutuhan untuk menyertakan nama-nama kimia yang kompleks pada kemasan.
  3. Kekhawatiran Alergen: Keuntungan lain dari pewarna alami adalah minimnya risiko alergi dibandingkan pewarna sintetis, sehingga lebih aman bagi individu dengan sensitivitas tertentu. Alternatif alami menawarkan pilihan yang lebih aman bagi mereka yang memiliki sensitivitas atau alergi.

Tantangan dalam Menggunakan Pewarna Makanan Alami

Meski peralihan ke pewarna makanan alami menjanjikan banyak keuntungan, tidak tanpa tantangan:

  1. Kepatuhan Regulasi: Produsen makanan harus menavigasi regulasi di Indonesia, memastikan bahwa pewarna alami memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang ketat.
  2. Stabilitas: Mempertahankan stabilitas warna dalam berbagai produk makanan, terutama yang terpapar panas dan cahaya, bisa menjadi tantangan saat menggunakan bahan alami.
  3. Biaya: Pewarna makanan alami dapat lebih mahal untuk diproduksi dibandingkan dengan pewarna sintetis, yang dapat mempengaruhi harga produk.

Dimana Bisa Membeli Pewarna Alami?

Pewarna alami dapat diperoleh dari supplier atau distributor terpercaya. Salah satunya adalah Bahtera Adi Jaya, yang merupakan distributor bahan kimia industri F&B. Mereka menyediakan berbagai ekstrak alami dari buah-buahan, di antaranya:

  • Kuning: Ekstrak Kunyit (Tumeric) dan Ekstrak Nanas
  • Ungu: Ekstrak Anggur
  • Oranye: Ekstrak Mangga

Pewarna alami yang ditawarkan oleh Bahtera Adi Jaya murni berasal dari ekstraksi buah tanpa tambahan bahan sintetis. Karena sifat alaminya, warna yang dihasilkan mungkin tidak secerah pewarna buatan. Namun, produk ini lebih sehat bagi tubuh karena tetap mengandung serat dan vitamin alami dari buah.

Lebih dari sekadar memberikan warna, tren penggunaan pewarna alami di Indonesia mencerminkan perubahan dalam cara kita memandang makanan—mengutamakan kesehatan dan keberlanjutan. Temukan bahan baku terbaik untuk bisnismu di sini!