Industri makanan dan minuman (F&B) di Indonesia mengalami perubahan signifikan sejak pandemi COVID-19. Perubahan pola konsumsi mendorong pelaku industri untuk beradaptasi dengan tren baru yang mengedepankan kesehatan dan kepraktisan.
Konsumsi Online Meningkat Pesat
Pandemi sempat menurunkan performa industri F&B sebesar 30% akibat pembatasan aktivitas. Namun, dengan cepat masyarakat beralih ke platform digital. Layanan seperti GrabFood mencatat peningkatan transaksi sebesar 4% pada Maret 2020, dan secara keseluruhan, transaksi melalui platform online naik 10% sepanjang tahun itu.
Indonesia kini menjadi pasar layanan pengantaran makanan online terbesar di Asia Tenggara, menyumbang 31% dari total pangsa pasar. Diprediksi, pada 2023, pendapatan dari penjualan makanan secara online akan mencakup hingga 99% dari total pendapatan sektor F&B nasional.
PT. Bahtera Adi Jaya, sebagai penyedia bahan baku makanan dan minuman, juga melihat pergeseran ini. Klien kami memperluas saluran distribusi dan mengembangkan produk yang sesuai dengan karakteristik penjualan daring—cepat, praktis, dan terjangkau.
Makanan Sehat Jadi Pilihan Konsumen

Kesadaran akan pentingnya kesehatan mendorong konsumen Indonesia untuk mencari pilihan makanan yang lebih alami dan bernutrisi. Hal ini tidak hanya dipicu oleh kekhawatiran kesehatan, tapi juga keinginan untuk mengambil kembali kendali di tengah ketidakpastian.
Menariknya, dua kategori produk justru naik bersamaan: makanan cepat saji dan makanan sehat. McDonald’s, misalnya, mencatat kenaikan transaksi harian sebesar 170% di awal pandemi. Di sisi lain, penjualan makanan sehat di Tokopedia naik enam kali lipat pada kuartal pertama 2021.
Menurut survei Food Industry Asia, 99% konsumen Indonesia ingin memperbaiki pola makan mereka. Sebanyak 83% pelaku industri F&B pun mulai melakukan reformulasi produk agar lebih sehat.
Permintaan terhadap bahan baku sehat juga meningkat. PT. Bahtera Adi Jaya mencatat lonjakan permintaan akan pewarna alami, emulsifier dan ekstrak herbal yang digunakan dalam produk bakery maupun minuman fungsional.
Makanan Beku: Solusi Praktis Gaya Hidup Urban

Kehidupan urban yang serba cepat membuat makanan beku (frozen food) semakin digemari. Bahkan sebelum pandemi, antara 2016–2019, nilai pasar makanan kemasan di Indonesia tumbuh dari USD 18,59 juta menjadi USD 19,76 juta.
Pandemi mendorong pertumbuhan lebih lanjut, dengan lonjakan permintaan sebesar 19% pada 2020. Saat ini, pasar makanan beku Indonesia bernilai hampir USD 1 miliar dan diprediksi tumbuh 8,49% per tahun hingga 2026.
PT. Bahtera Adi Jaya mendukung tren ini dengan menyediakan bahan baku berkualitas tinggi untuk produsen makanan beku, mulai dari stabilisator, hingga penguat rasa makanan untuk mempertahankan kualitas dan rasa.
PT. Bahtera Adi Jaya Hadir Menjawab Kebutuhan Industri F&B
Tren digitalisasi, makanan sehat, dan kepraktisan dalam konsumsi telah mengubah wajah industri F&B Indonesia. PT. Bahtera Adi Jaya berkomitmen untuk mendampingi pelaku industri dengan menyediakan bahan baku terpercaya, berkualitas, dan sesuai regulasi.
Kami percaya, inovasi produk dimulai dari bahan yang tepat.
Hubungi PT. Bahtera Adi Jaya untuk solusi bahan baku makanan dan minuman yang sesuai dengan tren konsumen masa kini.